SLIPI 90210 (The Tendency to Blame)

first i would like to say sorry to my mom and dad, because i have dissapointed them once again.

***

kadang, ketika kita melakukan kesalahan, kita biasanya berkelit, berargumen, dan yang paling sering gue liat, kita cenderung "membagi" kesalahan kita kepada orang atau benda lain. sadar nggak?

motifnya bermacam-macam, supaya kita terlihat lebih pintar misalnya? atau memunculkan pikiran kalau kita bukanlah yang paling salah? atau membuat takdir dan keadaan sebagai tersangka utama? entahlah. tapi harus gue akui, itu semua manusiawi.

dan memang benar adanya, kecenderungan untuk membagi rasa itu selalu didukung dengan beberapa fakta yang beredar. karena mungkin ada faktor2 lain yang terlibat dalam proses terjadinya si kesalahan itu. kalau kita benar2 nggak bersalah, sah hukumnya untuk menimpalkan kesalahan itu kepada orang lain, tapi kadang yang terjadi malah kita merasa bagian kita sangat kecil sehingga kesalahan kita bisa ditanggung orang lain, misalnya.

jadi pahlawan itu berat, butuh keberanian, dan sosok itulah yang kadang hilang dikehidupan sehari2, sosok yang berani bilang "ya, gue salah" gak peduli besar kecil kesalahannya dia akan tanggung itu sepenuhnya. karena besar kecilnya sebuah kesalahan itu relatif kan? i want to meet that kind of hero, not to be blamed, but to be respected.

(tadi gue udah mencoba jadi 'pahlawan' tapi emang dasarnya, akhirnya gue masih tetep nyalahin yang lain. respect, fachrul)

0 comments:

Friends